Berkenalan dengan Semusim Café Malang adalah sebuah keberuntungan. Bermula ketika aku mencari tempat yang nyaman untuk menulis, kafe yang berada di Jl. MT Haryono no. 110 ini kini menjadi tempat favoritku dalam menghasilkan cuan. Pertama kali datang, aku ragu-ragu untuk masuk. Aseli, guys, maju mundur gitu. (kayak princess Syahrini aja. Wkwkwkwk).
Ibarat lagi PDKT sama cowok, mau menuju ke hubungan serius tuh masih pikir panjang. Melihat secara umum penampilan dan karakternya kayak beda level dan genre kesukaan. Nah, sama kayak aku dengan Semusim. Dari namanya, aku langsung tertarik, tapi takutnya budgetku tidak sesuai dengan cost menu, fasilitas dan pelayanannya.
Namun akhirnya aku meneruskan rasa penasaranku. Pencarian working space sekaligus berburu kuliner tersebut tidak sia-sia. Tempat ini worth it banget untuk aku yang saat ini menjalani freelancing dan karir content writer. Buat kamu yang berdomisili di Malang, terutama para mahasiswa UB, wajib cobain sensasi nongkrong dan makan di kafe ini. Lokasinya berseberangan dengan kampus Brawijaya, loh!
Desain Interior Scandinavian Memanjakan Mata
Terdapat dua lantai yang berkonsep sama. Bagi perokok, sebaiknya memilih lantai atas karena ruangannya lebih terbuka dan tidak ber-AC. Lampu-lampu gantung kayu menjadi penerang sekaligus hiasan yang mencolok di setiap ruangnya. Bonus dari berkunjung ke Semusim Café Malang adalah punya stok foto baru untuk konten branding di media sosial. Banyak spot kece yang memanjakan mata.
Vibrasinya mendukung untuk sekadar ngobrol santai dengan teman, keluarga, maupun rekan kerja. Tampak para pengunjung menikmati hidangan sembari tertawa lepas. Ada pula yang serius menatap layar laptopnya dengan jari-jemari yang menari di atas keybord.
Pilihan tempat duduk cukup banyak. Ada ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Ruang muka kafe ini menyediakan kursi permanen dan tidak permananen. Jadi bisa memilih sesuai selera. Di ruang tengah, ada sofa yang empuk dilengkapi dekorasi minimalis.
Kemudian ruang belakang lebih tertutup. Cocok banget untuk mengerjakan tugas kuliah atau pun kerjaan yang menggunakan laptop. Nah, ruangan ini adalah pilihan favoritku. Tiap kali ke sini, pasti mata langsung mengincar tempat duduk yang kosong.
Working Space yang Cozy dan Instagramable
Hal yang menarik perhatianku dari Semusim Café Malang adalah tersedianya working space yang nyaman. Suasananya tenang, adem, dan cozy. Ruangan belakang yang sempat aku mention tadi, ya working space ini. Mejanya terbuat dari beton yang didesain seperti kayu. Warnanya senada dengan kursi, hiasan lampu gantung, dan dekorasi rajut di dindingnya. Bisa kamu liat detailnya di gambar hasil jepretanku yang masih amatiran.Bersyukur sekali menemukan tempat ini yang ternyata tidak jauh dari tempat tinggalku. Hanya butuh 5 menit dengan jalan kaki. Kafe yang dilengkapi working space ini menyediakan colokan listrik di banyak tempat. Ramah banget buat para pengunjung yang ingin kerja dan nugas. Wifi lancar jayaaaa!
Ah, betah banget deh. Sumpah. Mau seharian full di sini pun kaga masalah, guys! Jam bukanya mulai dari pukul 09.00 – 22.00 WIB. Bagi yang beragama islam, ada musholla minimalis di Semusim. Jadi tidak perlu bingung saat tiba waktunya sholat.
Harga dan Rasa Pro Mahasiswa
Perihal menu yang ada di Semusim Café tidak perlu ragu kayak aku. Ahahahaa. Harganya cukup bersahabat, kok. Bahkan kopinya start 6 ribuan. Namanya Kopi Semusim. Sayangnya aku belum pernah order ini, jadi belum bisa kasi review. Sorry, really sorry!Menu lain dari minuman Semusim terdiri dari beberapa kategori, yakni coffee, Milk, Tea, and shots. Harga minuman secara keseluruhan tidak ada yang lebih dari 20 ribu. Aku akan mengulas menu yang pernah kuorder saja. Karena masih beberapa yang kucoba.
Strawberry Freeze
Isi dari minuman ini terdiri dari biji selasih, jeli bulat-bulat dan sirup strawberry. Rasa manisnya pas dan balance antara semua komponen yang ada di dalamnya. Aku suka karena tidak bikin serak di tenggorokan. Tampilannya menarik dengan kemasan yang simple namun artsy.
Es Kopi Moka
Kemudian ada es kopi moka seharga 13 ribu. Dari segi rasa, tidak jauh beda dengan es kopi moka pada umumnya. Aku tidak menemukan perbedaan yang signifikan. Apa mungkin aku aja yang kurang peka? Haahaha. Mon maap pemirsaaah. Tapi yang jelas perpaduan manisnya sama dengan strawberry freeze, tidak kurang dan tidak berlebihan gulanya.
Lychee Tea
Minuman yang ketiga adalah Lychee Tea. Siang-siang minum ini seger banget, guys! Rasa lecinya berasa betul di lidah. Tidak didominasi manisnya gula. Harganya 12 ribu dengan ukuran gelas medium.
Lalu beralih ke menu makanan. Terdapat makanan ringan dan makan berat. Tidak perlu khawatir jika di tengah-tengah kerja tiba-tiba perut keroncongan. Harganya mulai dari 9 ribuan hingga 20 ribu. Kalau ingin makan yang mengenyangkan, harganya serba 15 ribuan. Ada varian lauk ayam dan dori.
Lalu beralih ke menu makanan. Terdapat makanan ringan dan makan berat. Tidak perlu khawatir jika di tengah-tengah kerja tiba-tiba perut keroncongan. Harganya mulai dari 9 ribuan hingga 20 ribu. Kalau ingin makan yang mengenyangkan, harganya serba 15 ribuan. Ada varian lauk ayam dan dori.
Kue Pancong
Cemilan khasnya di sini adalah Kue Pancong. Pertama kali order, aku tercengang saat mencicipinya. Ia punya tekstur yang lembut banget dan lumer. Meskipun dimakan beberapa jam kemudian, kondisinya tetap seperti baru disajikan.
Terdapat beberapa pilihan rasa, yakni cokelat, milo, tiramisu, greentea, cokelat keju, dan keju. Aku baru merasakan yang cokelat saja, guys! Menurutku, manisnya legit karena taburan misis yang buanyaaaaak banget. Kalau kamu penyuka manis, pasti akan suka dengan menu ini.
Terdapat beberapa pilihan rasa, yakni cokelat, milo, tiramisu, greentea, cokelat keju, dan keju. Aku baru merasakan yang cokelat saja, guys! Menurutku, manisnya legit karena taburan misis yang buanyaaaaak banget. Kalau kamu penyuka manis, pasti akan suka dengan menu ini.
Cireng Bumbu Rujak
Cemilan berikutnya adalah makanan khas Sunda yang disajikan oleh Semusim dengan rasa yang enduss. Kenyalnya tidak overdosis alias aman untuk gigi 😀 (ya kali kan ada yang sedang punya gigi hampir tanggal. Jadi buyar kalau kebangetan kenyalnya 😂😆). Awalnya aku membayangkan cireng ini disertai bumbu yang ada unsur kacangnya. Ya, karena namanya cireng bumbu rujak. Kalau di Madura, kata rujak identik dengan kacang. (Kebiasaan dari kampung halaman terbawa, guys!)
Namun setelah waitress mengantar menu ini ke mejaku, aku auto nyari wajah-wajah kacang tapi kaga nemu. Aku iciplah cirengnya dengan cocolan sambal. Etdah, rasanya enak euy! Menurutku pedasnya level rendah karena selaku manusia yang tidak doyan pedas, aku kuat nahan pedasnya. Eh, tapi aku masih mencari-cari sensasi bumbu rujaknya. Tetap tidak kutemukan. Jadi buat koki Semusim, jika dirimu baca tulisan ini, tolong jelaskan maksud dari semua ini. Hahahaha.
Namun setelah waitress mengantar menu ini ke mejaku, aku auto nyari wajah-wajah kacang tapi kaga nemu. Aku iciplah cirengnya dengan cocolan sambal. Etdah, rasanya enak euy! Menurutku pedasnya level rendah karena selaku manusia yang tidak doyan pedas, aku kuat nahan pedasnya. Eh, tapi aku masih mencari-cari sensasi bumbu rujaknya. Tetap tidak kutemukan. Jadi buat koki Semusim, jika dirimu baca tulisan ini, tolong jelaskan maksud dari semua ini. Hahahaha.
French Fries Original
Nah, kalau menu ini aku sudah order dua kali. Aku selalu takjub dengan tekstur di setiap makanan yang disajikan di Semusim Café Malang ini. Sangat bersahabat dengan gigi dan lidahku. Rasa asinnya mantap. Pas takarannya, gurihnya juga pas. Tidak terlalu lembek, dan tidak juga keras. Kurangnya satu sih, kurang banyak porsinyaaaaa 😂😂😅😝
Dengan harga 11 ribu, makanan ringan ini worth it buat menemaniku berkutat di hadapan laptop. Aku pernah ke tempat lain, harganya lebih murah, yakni 7 ribu. Porsinya banyak sekali, namun sayang keasinan. Jadinya malas untuk makan sampai habis. Harga memang tidak bohong ya, guys! Meskipun ada, ya paling 1:10. Eh, kok mulai ngelantur ini pembahasannya.
Oke, itu saja yang sudah kunikmati dari sekian banyak kuliner di Semusim. Nanti kalau balik lagi dengan orderan menu lain, akan aku update. InsyaAllah, kaga janji. Takut khilaf. Hehe.
Selain pelayanan dine in alias makan dan minum di tempat, Semusim juga melayani take away. Bisa pula diorder via Grab dan Gojek. Jadi kalau kangen menu dari kafe ini, tinggal klik tombol handphone kamu!
Oya, satu lagi yang buat aku terkesan banget. Para penjaga parkir Semusim juaraaa! Selalu gercep setiap kali ada customer yang akan pulang dan membawa kendaraan bermotor. Dibantuin dari kesulitan mengeluarkan motor hingga ke tepi jalan raya. Para perempuan pasti terbantu banget.
Dengan harga 11 ribu, makanan ringan ini worth it buat menemaniku berkutat di hadapan laptop. Aku pernah ke tempat lain, harganya lebih murah, yakni 7 ribu. Porsinya banyak sekali, namun sayang keasinan. Jadinya malas untuk makan sampai habis. Harga memang tidak bohong ya, guys! Meskipun ada, ya paling 1:10. Eh, kok mulai ngelantur ini pembahasannya.
Oke, itu saja yang sudah kunikmati dari sekian banyak kuliner di Semusim. Nanti kalau balik lagi dengan orderan menu lain, akan aku update. InsyaAllah, kaga janji. Takut khilaf. Hehe.
Pelayanan di Semusim Cafe Malang
Di bagian depan tempat kongkow ini langsung ada tempat kasir yang menjadi satu dengan kitchen. Lagi-lagi aku suka mampir ke Semusim karena pelayanannya cepat. Karyawannya juga ramah, murah senyum, dan helpful.Selain pelayanan dine in alias makan dan minum di tempat, Semusim juga melayani take away. Bisa pula diorder via Grab dan Gojek. Jadi kalau kangen menu dari kafe ini, tinggal klik tombol handphone kamu!
Oya, satu lagi yang buat aku terkesan banget. Para penjaga parkir Semusim juaraaa! Selalu gercep setiap kali ada customer yang akan pulang dan membawa kendaraan bermotor. Dibantuin dari kesulitan mengeluarkan motor hingga ke tepi jalan raya. Para perempuan pasti terbantu banget.
Ini adalah bagian paling sederhana yang mungkin banyak disepelekan oleh para pelaku usaha. Ketika urusan perparkiran oke, kesan positif dari customer pasti berlipat lipat ganda.
By the way, setiap kali mendengar atau menyebut nama Semusim, pikiran langsung ingat drama Korea yang judulnya When The Weather is Fine. Filosofis dan artistik. Tidak ada persamaan antara kafe ini dengan drakor tersebut. Tapi nuansa serta kesan dari namanya saja yang membuat adanya keterhubungan di otakku.
Satu musim panas telah berlalu.
Puluhan ribu kata sudah tertuang dan mengurangi kapasitas laptopku.
Hujan yang mulai menyapa setiap hari menciptakan haru.
Telah datang dingin yang kurindu.
Dan aku kini siap dengan langkah-langkah baru.
Terima kasih untuk semua pembaca setia Jurnal Tepung Terigu.
Terima kasih juga Semusim Café Malang yang telah menginspirasiku.
Semoga bisa terus bertemu.
Satu musim panas telah berlalu.
Puluhan ribu kata sudah tertuang dan mengurangi kapasitas laptopku.
Hujan yang mulai menyapa setiap hari menciptakan haru.
Telah datang dingin yang kurindu.
Dan aku kini siap dengan langkah-langkah baru.
Terima kasih untuk semua pembaca setia Jurnal Tepung Terigu.
Terima kasih juga Semusim Café Malang yang telah menginspirasiku.
Semoga bisa terus bertemu.
Ditutup dengan puisi atau lagu nih mba miela
ReplyDeleteCemilannya sungguh Menggoda semua mba
ReplyDeleteGambarnya bikin air liur meleleh. Keren!
ReplyDeleteKan...kan, jadi nambah rasa kangen kota Malang. Love Malang dengan segala kenangannya.
ReplyDeleteAku mau es kopi moka sama cireng bumbu rujak. Jadi pingin ke Malang.
ReplyDeleteKok aku jadi jatuh hati sama malang ya, gegara 2x bikin ulasan Malang, dan di tambah baca artikel ini. Huhuhu
ReplyDeleteDekorasinya menarik dan kayaknya cocok untuk nulis, jadi penasaran pengen kesana hehe
ReplyDeleteYa ampun, enak banget pasti ya ngerjain tugas di kafe cozy kayak gitu
ReplyDeletewow amazing..bisa minum sambil ngerjain tugas n foto2 utk instagram...
ReplyDeleteMembaca nama kafenya langsung inget lagu semusimnya marcel ��.
ReplyDeleteDesainnya internasional, harganya lokal, kueren
segar banget tuh minumannya apalagi tempatnya cozy banget
ReplyDeletees kopi moka ama cirengnya menggoda banget. apa daya masih di rumah aja, auto go food nih wkwkwk
ReplyDelete