Sumber gambar: vidio.com |
Meskipun bahasa Indonesia adalah bahasa tanah
air akan tetapi setiap daerah di Negara kita punya jenis bahasa yang berbeda-beda.
Interaksi dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan bahasa kedaerahan
tersebut. Sangat menarik jika kita bisa mengerti banyak bahasa daerah dan
berkomunikasi dengan masyarakatnya.
Awal-awal tinggal di kota Malang. Pening kepalaku
bukan karena kehabisan duit, melainkan bingung berinteraksi dengan bahasa Jawa.
Ujuk-ujuk ditanya pakai bahasa Jawa, pakai kromo inggil pula (tingkatan bahasa
Jawa tertinggi). Kepuyenganku bertambah ketika orang yang mengajak bicara
menggunakan bahasa Jawa level rendah tapi dibalik-balik. MaasyaAllah apa kabar
ekpspresiku kala itu. Hahahaa.
Nah, berdasarkan
pengalaman tersebut, pada artikel ini aku akan membahas khusus tentang bahasa
unik masyarakat Malang. Secara umum Malang terkenal dengan karakter bahasanya
yang dibalik. Mereka menyebutnya osob
kiwalan Ngalam atau bahasa walikan
Malang seperti ewul (luwe: lapar), ladub (budal: pergi), ayas (saya), tahes (sehat) dan masih banyak lagi.
Bahasa walikan
maksudnya adalah mengubah struktur kata dengan membalik setiap posisi huruf
dari paling belakang ke depan. Kata yang dibalik biasanya bahasa Indonesia dan
bahasa Jawa. Namun tidak lantas semua kata bisa dijadikan bahasa walikan. Disesuaikan dengan enak tidak
enaknya diucapkan. Jika Kamu masih awal-awal di sana, mungkin kamu akan pusing
bagaimana meresponnya. Bahkan bisa jadi lebih pusing dari menjawab soal-soal
Toefl. Hehe.
Berdasarkan hasil penelitian Wahyu Puji
Hanggoro yang berjudul “Bahasa Walikan
Sebagai Identitas Arek Malang”, terdapat empat fungsi dari bahasa walikan. Ini nih fungsi-fungsinya:
1. Pengenal bahwa pengguna bahasa walikan
adalah orang Malang
Jika
kata-kata yang diucapkan dibalik-balik, berarti itu menandakan masyarakat
Malang. Begitulah mereka memperkenalkan latar budaya dan daerahnya. Biasanya
pendatang di kota Malang akan sedikit banyak terpengaruh dengan bahasa
tersebut. Kata yang seringkali ditiru adalah kata-kata sebutan seperti ayas, umak, dan sam karena sangat mudah
diucapkan serta dicerna artinya.
2. Pembeda arek Malang dengan masyarakat Jawa dari daerah lain
Apa yang
menjadikannya pembeda? So pasti penuturannya dong! Meskipun bahasa walikan sudah mulai meluas ke luar
daerah Malang, akan sangat terdengar beda pengucapannya arek Malang dengan
masyarakat luar yang baru mempelajariya.
3. Pemersatu masyarakat Malang
Bahasa ini
menyatukan masyarakat Malang dan menjadikan mereka sangat kompak. Tampak dari
kalimat yang sering mereka ucapkan ketika terjadi perselisihan atau perbedaan
pendapat; Podho ngalam e, podho arema e, ojo tewur, ker!
4. Identitas Malang-an
Walikan sebagai salah satu ragam bahasa yang terus dipertahankan bukan
hanya menjadi sebuah hasil seni dari arek Ngalam. Akan tetapi bahasa tersebut
menjadi sebuah identitas yang sangat melekat pada kehidupan mereka. Bahasa walikan, ya bahasanya Malanga-an.
Tidak hanya unik, bahasa walikan memang cukup bikin pusing ya, ker! Jika kamu sudah lumayan lama tinggal di Malang, tidak bisa
bahasa walikan rugi dong. Setidaknya
mengerti maksudnya meskipun tidak bisa menuturkannya. Kuy ladub, sinau osob kiwalan
Ngalam!
Post a Comment
Post a Comment