JurnalTepungTerigu

Part of My Life

Post a Comment

Arsip Pribadi


Part 1

Sejak kelahiranku ke dunia ini tentu banyak cerita yang melekat dalam diriku. Tentang aku, kamu, dia , kalian, kita, dan mereka.
Pertama-tama, tak lupa kupanjatkan syukur kepada Tuhan Mahadahsyat; Allah SWT. yang telah memberikan karunia hidup untukku di dunia ini. Terlebih, dengan sangat yakin kunyatakan bahwa aku bangga terlahir dari rahim seorang Ibu yang… ah, entah bagaimana aku harus mendiskripsikan tentangnya. Intinya, dia benar-benar wonder womenku. Setiapa kali aku merasakan rapuh yang teramat dalam, mengingat kesabaran dan ketangguhannya membuat aku malu untuk tidak berusaha menjadi setangguh dia.

Tak lupa juga, aku sebagai anak dari seorang Ayah yang selama ini jarang kuagung-agungkan. Maaf yang teramat sangat. Aku tidak pernah bermaksud untuk menomersekiankannya. Tapi yang perlu kamu tau, karena dialah; Ayahku, aku bisa memiliki tekad besar dengan mimipi-mimpi yang mungkin sangat muluk. Dan karena dia pula lah ketidaksempurnaan yang pernah kubenci kini menjadi pemecut untuk terus berlari menggapai cita-cita. I love you, Ayah ^_^
After that, aku memiliki seorang kakak yang begitu mengayomi dan mensupportku. Aku selalu tersipu malu saat banyak teman-temanku berkata bahwa mereka ingin punya kakak setelah menyaksikan keakraban antara aku dan kakak serta kasih sayang yang diberikan oleh saudaraku itu. Beruntung sekali dengan hal itu. Aku tak habis pikir ternyata banyak orang-orang yang iri terhadap keharmonisan persaudaraanku.

Selain kakak yang amat kuhormati, ada sesosok adik yang sebelumnya tak kuharapkan. Dan tentunya kehadirannya akan menambah jumlah saudara disetiap aku hendak mengisi kolom tentang identitas keluarga. Awalnya keberadaan dia tidak membuatku bahagia, tidak pula membuatku marah. Tapi berselang waktu yang cukup lama, saat statement hadirnya seorang adik akan mengurangi kasih sayang orang tua – terutama ibu terhadap kita tak memberiku bukti nyata, aku pun mulai merasa merindukannya saat lama tak bersama. Merindukan kenakalan, keangkuhan dan ke-caper-annya yang…huff, terlalu. Ternyata hidupku memang tak lengkap tanpa dia.

Kebersamaan dengan keluarga adalah kebahagiaan pertama yang tentu dirasakan setiap makhluk dengan cara yang berbeda-beda. Begitu juga denganku. I get it like you in this life.


Related Posts

Post a Comment